Jumat, 18 Maret 2011

Bisa, UN Jujur


WATAMPONE, RB--Pernyataan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bone Drs Taslim Arifin, ditanggapi seragam praktisi dan pelaku pendidikan dikota ini. Sebagian diantaranya menyatakan optimismenya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) jujur bisa dilakukan asal atasan siap memegang komitmen itu. Setidaknya, seperti pandangan yang dikemukakan Guru Besar Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Prof Dr Andi Sarjan, MA, kepada media ini saat dihubungi telepon selulernya, Selasa, 15 Februari, kemarin.
Seperti yang diberitakan di koran ini beberapa waktu lalu, dimana Kadisdik mengajak pelaku UN untuk berlaku jujur. Hal itu, sesuai dengan keinginan kementerian nasional agar pelaksanaan UN tahun ini, berlangsung jujur.
Menurut Sarjan, pernyataan Kadisdik itu untuk merespon pelaksanaan UN yang tahun-tahun sebelumnya ditenggarai dibumbui dengan kecurangan dan penyimpangan. Apalagi ada kasus-kasus faktual yang terjadi. Seperti dikatakannya salah satu madrasah aliyah negeri tahun lalu, terpaksa harus menerima sanksi hasil UN dibatalkan, kerena berlaku tidak jujur. "Jadi pernyataan Kadisdik itu untuk merespon penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan selama ini," tutur mantan ketua STAIN ini.
Makanya ia sangat sependapat dengan pernyataan Kadisdik itu, bahkan ia menyarankan agar sekolah mengedepankan potensi siswa. Karena selama ini, terkadang guru sering juga tidak jujur dengan memberikan bantuan kepada siswanya.
Bahkan peluang untuk memberikan bantuan terbuka lebar karena komunikasi dapat berjalan kapan saja, karena perkembangan teknologi.
Perilaku guru dan siswa yang tidak jujur katanya lagi dipicu karena selama ini UN dianggap momok dan menakutkan. Hanya saja, ia menilai aturan UN tahun ini berbeda dengan aturan tahun sebelumnya. Aturan baru sekarang lebih memudahkan siswa untuk lulus, hal ini untuk mengurangi angka kelulusan yang selama ini terus, meningkat. "Jadi, tidak ada alasan guru dan siswa untuk menjadikan momok UN tahun ini, karena ada aturan yang lebih memudahkan siswa untuk lulus," urainya.
Olehnya, ia menyarankan guru dan kepala sekolah untuk mensosialisasikan aturan baru itu, sehingga UN tidak lagi menjadi menakutkan. Selain itu, ia juga menyarankan agar guru memberikan motivasi kepada siswanya agar tetap tenang menghadapi UN tahun ini.
Hal senada diungkapkan Kepala SMA PGRI, Drs Bakhtiar, menurutnya himbauan Kadisdik untuk berlaku jujur sangat memungkinkan untuk dilaksanakan. Apalagi Kadisdik pemegang otoritas tertinggi lembaga pendidikan di Kabupaten Bone. "Kalau seperti itu himbauan Kadisdik. Kita kepala sekolah sebagai bawahan siap melaksanakannya," tuturnya.
Dikatakannya, untuk berbuat curang sangat kecil kemungkinannya karena selama ini Lembar Jawaban Kerja (LJK) siswa langsung disegel didalam ruangan. Untuk tahun ini, karena ada aturan baru, yang lebih memberi kemudahan untuk lulus, ia optimis siswanya bisa lulus 100%.
Pernyataan yang sama juga dikemukakan salah satu tenaga pendidik di kota ini, Sam Arif, SPd, MPd, dikatakannya untuk berbuat jujur dalam UN, bisa saja dilakukan. Asalkan kepala sekolah juga mau jujur. Pasalnya guru hanyalah bawahan. Di mata Sam Arif, selama ini kepala sekolah lah yang memerintahkan untuk melakukan kecurangan. "Atau kepala sekolah membiarkan saja berlaku tidak jujur," tegas ketua MGMP Matematika SMP ini. (tur)
======================

Tidak ada komentar: