Jumat, 18 Maret 2011

SD di Palakka Segera Terima Buku


WATAMPONE, RB--Dalam waktu dekat, sebanyak 12 Sekolah Dasar (SD), di Kecamatan Palakka, akan menerima buku pelajaran bahasa bugis matajang. Buku pelajaran ini, merupakan pesanan SD, yang dananya diambil dari anggaran pendidikan gratis. Penyalur buku pelajaran, Agus, yang ditemui di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kecamatan Palakka, mengungkapkan setiap sekolah akan mendapatkan jumlah buku bervariasi. Pasalnya, masing-masing SD memesan buku dengan jumlah berbeda tergantung jumlah dana yang disetorkan. Seperti untuk SD 12/79 Polewali dalam pesanannya tercatat 91 buah buku dengan anggaran yang digunakan sebesar Rp1,8 juta. "Jumlah buku tergantung dari banyaknya yang dipesan," ungkapnya.

Sementara kepala UPTD Kecamatan Palakka, Drs Andi Mallanti, yang dihubungi lewat telepon selulernya membenarkan sekolah SD akan terima buku pesannya. "Jadi buku yang simpan di UPTD tadi, pesanan SD yang dananya dari pendidikan gratis," terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya, buku yang disimpan itu, sifatnya hanya sementara karena masing-masing sekolah yang memesan buku pelajaran itu, segera akan mengambilnya. "Buku pelajaran itu sekedar dititip saja di UPTD. Masing-masing sekolah akan segera akan mengambilnya," terangnya lagi. (tur)

Telkom Fasilitasi Siswa Mendaftar di PTN


WATAMPONE, RB--Ini kabar baik bagi siswa siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang akan melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh wilayah Indonesia, bulan Mei mendatang. Pasalnya, untuk kedua kalinya pihak Telkom dalam hal ini speedy dengan layanan gratisnya, siap membantu siswa mendaftar secara online. Hal itu dikemukakan Asisten Manager Customer Care Telkom, Murlawa, kepada RADAR BONE, saat ditemui di kantornya, Kamis, 17 Februari, kemarin.
Dikatakannya, bagi siswa siswi yang akan mendaftar di PTN mana saja, bisa menggunakan layanan speedy untuk mendaftar di PTN, dengan mengunjungi website: http://ujian.snmptn.ac.id.
Layanan ini, tambah Murlawa, sebagai hasil kerjasama antara Telkom, Bank Mandiri dengan kementerian pendidikan nasional. "Jadi ini program Telkom pusat, kita di daerah hanya mengikuti intruksi dari pusat," urainya.
Untuk bisa mendaftar secara online, Murlawa, mengungkapkan peserta harus terlebih dahulu membayar biaya ujian sebesar Rp150 ribu untuk peserta kelompok IPA atau IPS dan Rp175 ribu untuk peserta kelompok IPC (IPA+IPS, Red). Untuk pembayarannya lewat Bank Mandiri. Setelah memperoleh resi (bukti pembayaran) yang didalamnya berisi pilihan kelompok ujian, nomor identitas, dan PIN Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Setelah memperoleh PIN, lanjutnya, peserta baru bisa mendaftar secara online. Setelah memasukkan kode PIN dan identitas resmi, calon pendaftar baru bisa mengisi formulir pendaftaran secara online. Selanjutnya, formulir pendaftaran itu kemudian akan diprint dan akan menjadi bukti resmi untuk bisa ikut dalam SNMPTN tahun ini.
Hanya saja, diakuinya ada siswa yang masih sulit mendaftar secara online karena terbatasnya pengetahuan tentang teknologi informasi. Namun, ia berjanji akan mebantu siswa yang kesulitan mendaftar secara online. "Silahkan datang ke Telkom kalau ada siswa yang mau mendaftar secara online, kita akan pandu untuk mendaftar," ujarnya lagi. (tur)

Forum MGMP Sorot Pengelolaan Dana BOS


- Kadisdik Imbau Kepsek Terbuka
WATAMPONE, RB--Pengelolaan dana Belanja Operasional Sekolah (BOS) saat ini ternyata belum berjalan transpasan. Buktinya forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sekolah menengah Pertama (SMP) menyorot pengelolaan anggaran dana BOS.
Ketua MGMP SMP, Sam Arif, SPd, MPd, yang mengungkapkan hal itu, saat menghubungi RADAR BONE, Kamis, 17 Februari, kemarin.
Menurutnya dari hasil wawancaranya dengan beberapa guru dari beberapa SMP, mengatakan kalau ada sebagian Kepala Sekolah (Kepsek) SMP, yang membuat rancangan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RABS) tanpa melibatkan guru di dalamnya.
"Dari hasil wawancara dengan teman-teman di MGMP, sebagian guru mengungkapkan kalau ada diantara kepala sekolah yang menerima dana BOS, tidak transparan mengelola dananya," jelasnya tanpa merinci sekolah yang dimaksud.
Padahal, lanjutnya, dalam petunjuk tertulisnya, disebutkan dalam rancangan RABS, diwajibkan melibatkan guru-guru yang ada di sekolah tersebut.
Dia juga menyayangkan kalau dana BOS yang salah satu fungsinya untuk meningkatkan kualitas dunia pendidikan, tidak sesuai dengan harapan, akibat tidak transparannya Kepsek mengelola dana BOS.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bone, Drs Taswin Arifin, yang ditemui di kantornya usai melaksanakan shalat dhuhur, kemarin, mengungangkapkan kalau Kepala sekolah tak mungkin melakukan penyimpangan dalam mengelola dana BOS. Pasalnya, pengunaan dana BOS sudah jelas item belanjanya. "Tidak mungkin ada Kepala sekolah yang berani melakukan penyimpangan. Kalau pun ada, akan diberikan teguran." ujar pehobi sepeda santai ini.
Bahkan dikatakannya, setiap ada pertemuan dengan kepala sekolah, ia selalu menekankan agar kepala sekolah tidak melakukan penyimpangan dalam pengunaan dana BOS.
Ia pun menghimbau kepada kepala sekolah agar tidak main-main dalam mengelola dana BOS. Selain itu, ia juga menghimbau agar kepala sekolah terbuka dengan melibatkan guru-guru dalam merancang RABS. (tur)

Kadisdik Pantau Perpustakaan SD Palawarukka


ULAWENG, RB--Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bone, Drs Taswin Arifin didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan, Drs Bustan Ramli MSi, melakukan pemantauan perpustaakaan SD Negeri 12/79 Palawarukka Kecamatan Ulaweng. Kegiatan pemantuan ini dilakukan menyusul dintunjuknya SD Pallawarukka sebagai wakil Sulawesi Selatan dalam lomba perpustakaan tingkat nasional. Hal itu dikemukakan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Ulaweng, Andi Yahya, SPd, saat dihubungi, Rabu, 16 Februari kemarin.
Dikatakannya, selain Kadisdik, hadir dalam pemantauan itu, kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit Ulaweng. Bahkan dikatakannya, kepala BRI unit Ulaweng siap memberikan bantuan buku untuk melengkapi koleksi buku yang ada di SD Pallawarukka.
"Kepala BRI unit Ulaweng menyatakan siap memberikan bantuan buku," ujarnya.(tur)

1785 Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Ikuti Wisuda



WATAMPONE, RB, Sedikitnya 1785 mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah mengikuti wisuda ke-23 yang digelar di Aula H Andi Abdullah. Rabu, 16 Februari, kemarin.
Kegiatan wisuda itu diikuti unsur muspida Kabupaten Bone, Pejabat Kopertis wilayah sembilan dan sejumlah tokoh Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Ketua SKTIP, Drs. H Andi Muh Syatir, MPd, berharap agar para wisudawan mampu menjaga nama baik STKIP Muhammadiyah ditengah-tengah masyarakat. Dia juga beharap para wisudawan mampu menerapkan tri darma penguruan tinggi.
"Harapan kami, wisudawan mampu mengaplikasikan ilmunya, selama menempuh pendidikan di kampus STKIP," urainya.
Dikatakannya pula, para wisudawan tidak hanya berharap untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi wisudawan juga mampu membuat lapangan pekerjaan sendiri.
Selain itu, Ia berharap STKIP mampu menjadi perguruan tinggi ternama di Sulawesi Selatan. Untuk meraih mimpi itu, dikatakannya saat ini STKIP terus berbenah dengan memperbaiki fasilitas yang ada. Bahkan pihaknya sementara merancang bangunan yang bernilai milyaran. Dalam kegiatan itu juga dimeriahkan dengan orasi ilmiah yang dibawakan Dr H Kamal Hijaz SH MH. Salah satu pimpinan perguruan tinggi swasta di Makassar yang sedang promosi doktor. (tur)

Lomba Cerdas Cermat MPR Diundur



WATAMPONE, RB--Keinginan tim cerdas-cermat Tap MPR dan UUD 45 SMAN 4 Watampone, yang akan berlaga di tingkat provinsi mewakili Kabupaten Bone, urung dilaksanakan. Hal itu menyusul adanya penundaan yang dilakukan pihak panitia. Padahal tim SMAN 4, Rabu, 9 Februari, pekan lalu, sudah bersiap-siap berangkat ke Makassar untuk berlomba. Bahkan persiapan tim cerdas-cermat plus yel-yel sudah matang.
Penundaan kegiatan lomba cerdas-cermat tingkat provinsi itu, dibenarkan pendamping tim SMAN 4, Hermawaty, SPd, saat dihubungi telepon selulernya, Rabu, 16 Februari, kemarin.
Dikatakannya, dia sangat kecewa dengan adanya penundaan itu. Pasalnya anak didiknya sudah seratus persen siap bertanding. "Padahal anak-anak sudah siap berangkat. Tapi tiba-tiba ada penyampaian penudaan lomba terpaksa kami tidak jadi berangkat ke Makassar," jelasnya.
Meski batal digelar bulan Februari ini, tim cerdas-cermat SMAN 4 tak pelu kecewa sebab, kegiatan ini tetap dilangsungkan, hanya digeser kebulan Juli mendatang. "Menurut panitia yang disampaikan kepala sekolah, kegiatan ini ditunda Bulan Juli," urainya lagi.
Penyebab kegiatan itu ditunda, Hermawaty mengungkapkan kalau dirinya tak mengetahuinya. "Kalau kita mau tahu alasan penundaannya, kita tanya saja kepala sekolah," lanjutnya.
Sementara Kepala SMAN 4, Drs Salam Basir, yang akan dikonfirmasi terkait dengan adanya penundaan ini, handphonenya tak dapat dihubungi karena tidak aktif. (tur)

21 Guru Dinyatakan Lulus Berkas



- Pada Penerimaan Guru dan Karyawan SIA

WATAMPONE, RB--Proses penerimaan guru dan karyawan Sekolah Islam Athirah (SIA) terus berlanjut. Dalam rilisnya ke Redaksi RADAR BONE, sebanyak 121 calon guru dan 100 calon karyawan dinyatakan lulus berkas.
Menurut Humas SIA, Tawakkal Kahar, SPd, yang dihubungi, Selasa, 15 Februari, mereka yang dinyatakan lulus akan mengikuti test yang direncanakan digelar, Minggu, 20 Februari mendatang yang rencana akan ditempatkan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 20 Panyula.
Direktur SIA, Drs H Asnawi Makkatutu, MM mengatakan bahwa yang diprioritaskan adalah putra daerah, ternyata terbukti. Dari 121 guru yang dinyatakan lulus berkas, 90% mereka berdomisili di Kabupaten Bone, bahkan banyak juga diantara yang dinyatakan lulus, berdomisi di Kelurahan Panyula dekat kampus SIA.
Seperti yang diberikan sebelumnya, guru yang nantinya dinyatakan lulus akan diberikan pembinaan selama empat bulan. Setelah menjalani pembinaan, selanjutnya mereka akan bertugas di SIA.
Bagi peserta yang dinyatakan lulus berkas, seperti rilis yang dikirimkan SIA, akan mengambil kartu test di SIA, Jl Tanjung Pallette, Kelurahan Panyula, Sabtu, 19 Februari pukul 08.00-10.00 wita, dengan menunjukkan KTP asli dan tidak bisa diwakili dalam pengambilan kartu test.
Sementara untuk test tertulis, peserta diwajibkan untuk membawa alat tulis-menulis, berpakaian rapi dan membawa kartu tes yang sudah ditandatangani oleh panitia. (tur)

Hari ini Pengumuman Lulus Berkas di Athirah



WATAMPONE, RB--Jika sesuai rencana, hari ini Sekolah Islam Athirah (SIA) yang beralamat di poros Panyula, akan mengumumkan pelamar guru dan karyawan yang dinyatakan lulus berkas. Hal itu disampaikan Humas SIA, Tawakkal Kahar, SPd, kepada Radar Bone saat dihubungi lewat telepon selulernya, Selasa, 15 Februari, kamarin.
Dikatakannya sampai ditutupnya pendaftaran, khusus di Kabupaten Bone jumlah pelamarnya mencapai 250 orang. Kebanyakan pelamar masih menurut Tawakkal mayoritas putra daerah. Hal itu sesuai keingginan Direktur SIA, Drs H Asnawi Makkatutu, MM, disampaikan saat bertandang ke redaksi harian Radar Bone, agar yang diterima adalah putra Bone. Hal ini dilakukannya agar potensi sarjana yang dimiliki kabupaten ini dapat diakomodir.
Sementara untuk guru yang akan ditempatkan di Makassar, lanjut Tawakkal mencapai 200 pelamar.
"Jadi kita sementara memeriksa berkas pelamar. Rencananya kita umumkan besok (baca: Hari ini)," tutur alumni Universitas Negeri Makassar ini.
Untuk melihat siapa-siapa yang dinyatakan lulus berkas, Tawakkal menyarankan untuk mengunjungi website SIA dengan alamat: www.sekolahathirah.sch.id
Setelah dinyatakan lulus berkas, para peserta bersiap-siap untuk mengikuti tes tertulis dan wawancara yang rencananya akan dilaksanakan Minggu 20 Februari mendatang di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Watampone. Setelah dinyatakan lulus tertulis dan wawancara, calon tenaga pengajar di SIA ini, bersiap-siap 'digembleng' selama empat bulan di Makassar, seperti yang dipernah dikatakan Direktur SIA. "Jadi kami harapkan setelah tahun ajaran baru mereka sudah mulai bertugas," tuturnya. (tur)

LPS SMA 1 Juara I Lomba Mading


WATAMPONE,RB--SMA 1 Watampone kembali menorehkan prestasi gemilang. Kali ini salah seorang pengurus Lembaga Pers Siswa (LPS) SMA 1, Fatmawati Muhtar berhasil menyabet juara I lomba Majalah Mading (Mading) sebagai rangkaian acara Diklat Jurnalistik Abu-abu (DJAa) yang diselenggarakan Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM), 9 sampai 13 Februari lalu di Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) Makassar.
Kegiatan itu sendiri diikuti sekira 80-an siswa-siswi SMA Se-Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar).
Menurut Ketua LPS, Indra Satriani, keberhasilan anggotanya itu tak terlepas dari usaha keras dan upaya sungguh-sungguh untuk memberikan yang terbaik bagi sekolah tempat ia kini menimba ilmu. Dibone sendiri lanjut Indra baru SMA 1 memiliki lembaga pers. Tak salah ia mengajak sekolah lain yang ada di Kabupaten Bone untuk membentuk lembaga semacam itu. Apatah lagi dikota ini, terdapat banyak wartawan yang siap menjadi pembina. "Sayang kalau lembaga pers di sekolah lain tidak dibentuk," urai siswi kelas sebelas ini.
Sementara Pembina LPS, Shabiel Zakaria, SPd MPd, yang dihubungi telepon selelurnya, menyebutkan prestasi ini termasuk minim dibandingkan dengan prestasi yang diraih diraih dalam event yang sama tahun lalu. "Tahun lalu kita juara umum, karena beberapa lomba LPS berhasil keluar menjadi juara pertama," ujar penulis buku sastra empat musim cinta ini.

Bisa, UN Jujur


WATAMPONE, RB--Pernyataan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bone Drs Taslim Arifin, ditanggapi seragam praktisi dan pelaku pendidikan dikota ini. Sebagian diantaranya menyatakan optimismenya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) jujur bisa dilakukan asal atasan siap memegang komitmen itu. Setidaknya, seperti pandangan yang dikemukakan Guru Besar Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Prof Dr Andi Sarjan, MA, kepada media ini saat dihubungi telepon selulernya, Selasa, 15 Februari, kemarin.
Seperti yang diberitakan di koran ini beberapa waktu lalu, dimana Kadisdik mengajak pelaku UN untuk berlaku jujur. Hal itu, sesuai dengan keinginan kementerian nasional agar pelaksanaan UN tahun ini, berlangsung jujur.
Menurut Sarjan, pernyataan Kadisdik itu untuk merespon pelaksanaan UN yang tahun-tahun sebelumnya ditenggarai dibumbui dengan kecurangan dan penyimpangan. Apalagi ada kasus-kasus faktual yang terjadi. Seperti dikatakannya salah satu madrasah aliyah negeri tahun lalu, terpaksa harus menerima sanksi hasil UN dibatalkan, kerena berlaku tidak jujur. "Jadi pernyataan Kadisdik itu untuk merespon penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan selama ini," tutur mantan ketua STAIN ini.
Makanya ia sangat sependapat dengan pernyataan Kadisdik itu, bahkan ia menyarankan agar sekolah mengedepankan potensi siswa. Karena selama ini, terkadang guru sering juga tidak jujur dengan memberikan bantuan kepada siswanya.
Bahkan peluang untuk memberikan bantuan terbuka lebar karena komunikasi dapat berjalan kapan saja, karena perkembangan teknologi.
Perilaku guru dan siswa yang tidak jujur katanya lagi dipicu karena selama ini UN dianggap momok dan menakutkan. Hanya saja, ia menilai aturan UN tahun ini berbeda dengan aturan tahun sebelumnya. Aturan baru sekarang lebih memudahkan siswa untuk lulus, hal ini untuk mengurangi angka kelulusan yang selama ini terus, meningkat. "Jadi, tidak ada alasan guru dan siswa untuk menjadikan momok UN tahun ini, karena ada aturan yang lebih memudahkan siswa untuk lulus," urainya.
Olehnya, ia menyarankan guru dan kepala sekolah untuk mensosialisasikan aturan baru itu, sehingga UN tidak lagi menjadi menakutkan. Selain itu, ia juga menyarankan agar guru memberikan motivasi kepada siswanya agar tetap tenang menghadapi UN tahun ini.
Hal senada diungkapkan Kepala SMA PGRI, Drs Bakhtiar, menurutnya himbauan Kadisdik untuk berlaku jujur sangat memungkinkan untuk dilaksanakan. Apalagi Kadisdik pemegang otoritas tertinggi lembaga pendidikan di Kabupaten Bone. "Kalau seperti itu himbauan Kadisdik. Kita kepala sekolah sebagai bawahan siap melaksanakannya," tuturnya.
Dikatakannya, untuk berbuat curang sangat kecil kemungkinannya karena selama ini Lembar Jawaban Kerja (LJK) siswa langsung disegel didalam ruangan. Untuk tahun ini, karena ada aturan baru, yang lebih memberi kemudahan untuk lulus, ia optimis siswanya bisa lulus 100%.
Pernyataan yang sama juga dikemukakan salah satu tenaga pendidik di kota ini, Sam Arif, SPd, MPd, dikatakannya untuk berbuat jujur dalam UN, bisa saja dilakukan. Asalkan kepala sekolah juga mau jujur. Pasalnya guru hanyalah bawahan. Di mata Sam Arif, selama ini kepala sekolah lah yang memerintahkan untuk melakukan kecurangan. "Atau kepala sekolah membiarkan saja berlaku tidak jujur," tegas ketua MGMP Matematika SMP ini. (tur)
======================

Tunganan Sertifikasi Mulai Dibayarkan

WATAMPONE, RB--Ini kabar gembira bagi kalangan pendidik di kota ini, khususnya guru yang tersertifikasi, mulai 8 sampai 14 Februari mereka akan menerima tambahan penghasilan gaji guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk periode Juli sampai Desember 2010.
Hal itu dikemukakan Kepala Sub Bagian Keuangan (Kasubag) Keuangan Dinas Pendidikan, H Dahri SH, saat ditemui, Jum'at, 11 Februari, kemarin.
Dikatakannya setiap guru PNS akan menerima tambahan penghasilan Rp250 ribu perbulan. Bila diakumulasi setiap guru PNS akan mendapatkan Rp1 juta lima ratus ribu potong pajak sebesar 15 persen. "Jadi setiap guru akan mendapatkan tambahan gaji sebesar Rp250 ribu," ujarnya.
Dari surat edaran yang ditandatangani kepala Dinas Pendidikan, hari ini (baca: Sabtu), Kecamatan Tanete Riattang Barat yang meliputi Palakka, Ponre dan Kecamatan Tanete Riattang Barat akan dibayarkan gajinya. Pembayarannya akan ditempatkan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Tanete Riattang Barat. Begitu pula Kecamatan Tellusiatingge, hari ini juga mendapatkan giliran untuk menerima tambahan gaji tersebut. Untuk Tellusiatingge, bersama dengan Kecamatan Awangpone, akan menerima pembayaran gaji di UPTD Kecamatan Tellusiatingge.
Saat salah seorang guru yang tak mau dikorankan namanya, akan mencairkan tunjangannya itu, di dinas pendidikan, ditolak dengan alasan juru bayar masih dijadwalkan merampungkan pembayaran gaji itu di UPTD. "Nanti setelah selesai di kecamatan, guru-guru baru bisa dijalani disini. jadi silahkan nanti datang Hari selasa atau Rabu," ujar Norma, salah seorang staf Sub Bagian Keuangan. (tur)

Siswa Wahdah Diajarkan Mengelas


WATAMPONE, RB--Sekolah Teknologi Wahdah Islamiah Cabang Bone, mengajarkan siswanya mengelas.Hal ini dilakukan untuk membekali siswa islam tersebut, agar tidak hanya memiliki bekal pengatahuan agama, tetapi juga memiliki pengatahuan umum, yang akan digunakan ketika kembali dimasyarakat kelak. Hal itu dikemukakan pimpinan Wahdah Islamiah, Ir Abdul Rahim, yang ditemui beberapa waktu lalu.
Selain mengelas lanjut Rahim, siswanya diharapkan mampu menghafal al-quran. Rencananya tahun depan pihaknya akan membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang beriorientasi pada teknologi informasi. "Selama ini, siswa kami hanya belajar praktek mengelas," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pembina Wahdah Islamiyah, Jamil Ismail, S Pdi, membenarkan pula kalau selama ini siswanya diajarkan untuk bisa mengelas.
Untuk mendukung praktek menggelas itu, pihak Wahdah kini memiliki beberapa alat las, yang diperedakan dengan dana swadana pihak sekolah.(tur)

WATAMPONE, RB--Sekolah Teknologi Wahdah Islamiah Cabang Bone, mengajarkan siswanya mengelas.Hal ini dilakukan untuk membekali siswa islam tersebut, agar tidak hanya memiliki bekal pengatahuan agama, tetapi juga memiliki pengatahuan umum, yang akan digunakan ketika kembali dimasyarakat kelak. Hal itu dikemukakan pimpinan Wahdah Islamiah, Ir Abdul Rahim, yang ditemui beberapa waktu lalu.
Selain mengelas lanjut Rahim, siswanya diharapkan mampu menghafal al-quran. Rencananya tahun depan pihaknya akan membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang beriorientasi pada teknologi informasi. "Selama ini, siswa kami hanya belajar praktek mengelas," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pembina Wahdah Islamiyah, Jamil Ismail, S Pdi, membenarkan pula kalau selama ini siswanya diajarkan untuk bisa mengelas.
Untuk mendukung praktek menggelas itu, pihak Wahdah kini memiliki beberapa alat las, yang diperedakan dengan dana swadana pihak sekolah.(tur)

SMK Baruna Jaya Harap Abdul Rahman Segera Kembali

WATAMPONE, RB--Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Baruna Jaya berharap Abdul Rahman segera kembali ke sekolahnya. Pasalnya, sudah beberapa hari ini, ia tak pernah hadir disekolah. Hal itu dikemukan Kepala SMK Baruna Jaya, Drs H Andi Pamelleri, saat dihubungi lewat telepon selulernya, Jum'at, 11 Februari, kemarin.
"Kami berharap Rahman segera kembali ke sekolah, karena sudah beberapa hari tidak hadir," katanya.
Seperti yang diberitakan kemarin di media ini, Rahman, meninggalkan rumah sejak tanggal 31 Januari lalu, dan sampai sekarang belum diketahui 'rimbanya'. Keluarganya telah berupaya mencarinya keberbagai tempat. Begitu juga menghubungi semua teman-temanya. Namun hasilnya nihil. Tak ada satu pun temannya yang mengetahui keberadaannya.
"kami harapkan yang menemukan Rahman agar segera menyampaikan kepada keluarga kami yang ada di Awangpasareng Desa Jaling Kecamatan Awangpone atau menghubungi nomor kami di 085220294245," harap Asrino, keluarga Rahman.
Dikatakan Pamelleri selama ini, Rahman tidak pernah melakukan pelanggaran. Pasalnya, ia termasuk siswa yang patuh dan sabar. "Kalau ditanya ketawa-ketawa saja. Ada indikasi kalau ia memiliki kelainan jiwa," jelas Pamelleri mencoba menduga-duga.
Dikatakannya pula, berdasarkan laporan pihak keluarganya, Rahman dikhawartikan terpengaruh dengan teman-teman. Hal itu dibenarkan juga Asrino, kalau selama ini Rahman sering pulang ke rumahnya bersama dengan temannya, hanya saja identitas temannya itu tidak diketahui identitasnya.
Saat dikonfirmasi hal ini ke Polsek Awangpone, Kapolsek, AKP Gentar, mengungkapkan kalau pihaknya belum mendapatkan laporan perihal hilangnya Rahman "Yang ditanyakan itu, sampai sekarang tidak ada yang melaporkan di kantor sektor Awangpone," ungkap Gendar lewat layanan Short Message Service (SMS) yang dikirim.(tur)

Rabu, 09 Maret 2011

Kadisdik Ajak Peserta UN Berlaku Jujur -Dikatakannya Saat Membuka MGMP Geografi-Sosiologi


WATAMPONE, RB--Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik), Drs Taslim Arifin, mengajak kepada panitia dan peserta Ujian Nasional yang akan 'bertarung' medio April mendatang untuk berlaku jujur. Hal itu disampaikan Kadisdik saat memberikan kata sambutan dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) Geografi-Sosiologi tingakat SMA, Sabtu, 12 Februari, lalu.
Dikatakannya, hal itu sesuai dengan harapan Kementerian Pendidikan Nasional yang disampaikan dalam suatu rapat dengan kepala dinas pendidikan seluruh Indonesia yang dilaksanakan beberapa waktu.
"Pak menteri mengajak kita semua, untuk berlaku jujur dalam pelaksanaan UN tahun ini," harapnya kepada peserta.
Dikatannya, dari hasil evaluasi tahun lalu masih banyak propinsi yang mendapat rapor hitam. Itu artinya bahwa propinsi itu, dalam pelaksaan UN belum berlaku jujur. Sementara, nanti dikatakan jujur apabila rapor yang didapatkan adalah rapor putih. "Hasil evaluasi baru-baru ini, Su-sel memperoleh rapor hitam. Ini membuktikan bahwa dalam pelaksanaan ujian kita belum berlaku jujur," urainya.
Ia berharap kepada peserta MGMP, agar bekerja keras, mempersiapkan anak didiknya sebaik mungkin, supaya peserta UN ini bisa berhasil dengan baik. Apalagi dikatakanya, ujian nasional tahun ini akan berlangsung ketat. Pasalnya, pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional telah menyiapkan lima paket soal.
Ia berharap agar tahun ini tidak ada anak didik yang tidak lulus gara-gara mata pelajaran Geografi dan Sosiologi.
Ia berharap pula agar guru-guru memperhatikan kualitas anak didiknya. Bukan hanya memperhatikan kuantitasnya peserta didik yang lulus. "Jadi antara kualitas dan kuantitas harus sama-sama berjalan," urainya lagi.
Selain itu, ia meminta kepada guru Geografi dan Sosiologi menambah kepercayaan kepada peserta didiknya. Katanya kalau kepercayaan itu melekat pada anak didik pasti siswa akan bisa berlaku jujur.
Ia mengapresiasi dengan adanya kegiatan MGMP itu. Sebab, dengan adanya MGMP itu, pekerjaan siswa dapat diavaluasi. Hanya saja, ia mengharapkan agar guru-guru yang ikut MGMP dapat bertambah banyak. Pasalnya kegiatan itu hanya diikuti beberapa guru.
Sementara Panitia Pelaksana, Drs Samsul Bahri, saat memberikan kata sambutan, mengemukakan kalau MGMP akan dilaksanakan dalam delapan putaran (pertemuan, Red), guru-guru akan bertugas untuk membuat kisi-kisi soal untuk pelaksanaan ujian sekolah tahun ini. (tur)

SMK Baruna Jaya Harap Abdul Rahman Segera Kembali


$WATAMPONE, RB--Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Baruna Jaya berharap Abdul Rahman segera kembali ke sekolahnya. Pasalnya, sudah beberapa hari ini, ia tak pernah hadir disekolah. Hal itu dikemukan Kepala SMK Baruna Jaya, Drs H Andi Pamelleri, saat dihubungi lewat telepon selulernya, Jum'at, 11 Februari, kemarin.
"Kami berharap Rahman segera kembali ke sekolah, karena sudah beberapa hari tidak hadir," katanya.
Seperti yang diberitakan kemarin di media ini, Rahman, meninggalkan rumah sejak tanggal 31 Januari lalu, dan sampai sekarang belum diketahui 'rimbanya'. Keluarganya telah berupaya mencarinya keberbagai tempat. Begitu juga menghubungi semua teman-temanya. Namun hasilnya nihil. Tak ada satu pun temannya yang mengetahui keberadaannya.
"kami harapkan yang menemukan Rahman agar segera menyampaikan kepada keluarga kami yang ada di Awangpasareng Desa Jaling Kecamatan Awangpone atau menghubungi nomor kami di 085220294245," harap Asrino, keluarga Rahman.
Dikatakan Pamelleri selama ini, Rahman tidak pernah melakukan pelanggaran. Pasalnya, ia termasuk siswa yang patuh dan sabar. "Kalau ditanya ketawa-ketawa saja. Ada indikasi kalau ia memiliki kelainan jiwa," jelas Pamelleri mencoba menduga-duga.
Dikatakannya pula, berdasarkan laporan pihak keluarganya, Rahman dikhawartikan terpengaruh dengan teman-teman. Hal itu dibenarkan juga Asrino, kalau selama ini Rahman sering pulang ke rumahnya bersama dengan temannya, hanya saja identitas temannya itu tidak diketahui identitasnya.
Saat dikonfirmasi hal ini ke Polsek Awangpone, Kapolsek, AKP Gentar, mengungkapkan kalau pihaknya belum mendapatkan laporan perihal hilangnya Rahman "Yang ditanyakan itu, sampai sekarang tidak ada yang melaporkan di kantor sektor Awangpone," ungkap Gendar lewat layanan Short Message Service (SMS) yang dikirim.(tur)

SD Inpres 12/79 Labotto Gelar Semiloka


WATAMPONE, RB--Banyak cara meningkatkan kwalitas tenaga pengajar, diantaranya dengan menggelar semiloka. Hal itulah yang dilakukan Sekolah Dasar (SD) Inpres 12/79 Labotto Kecamatan Cenrana, beberapa waktu lalu.
Menurut kepala SD Inpres 12/79 Labotto, Mukhlis, S Pd, dalam rilisnya, yang dikirimkan kemarin, menyebutkan semiloka yang dilaksanakan itu, untuk meningkatkan kwalitas kepala sekolah dan guru-guru yang tugasnya sebagai pengelola pendidikan. Selain itu, semiloka itu dimaksudkan agar kepala sekolah dan guru-guru dapat ditingkatkan kapasitasnya sebagai pengelola gugus. Diharapkan pula, agar guru-guru dapat memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pengaplikasiaannya.
Dikatakannya bahwa, kegiatan itu diikuti oleh guru-guru yang ada di gugus tujuh dan gugus delapan. Sementara yang bertindak sebagai narasumber adalah pengawas TK-SD Kecamatan Dua Boccoe, Patarai, SPd, yang juga fasilitator Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dikatakannya pula semiloka tersebut dibuka kepala Desa Cakkeware, Hamdan SE (tur)

Seorang Siswa SMK Baruna Jaya 'Menghilang'



WATAMPONE, RB--Seorang siswa kelas sepuluh Sekolah Menengah Kejuruan (SKM) Baruna Jaya Watampone bernama Abdul Rahman berusia 16 tahun, dikabarkan meninggalkan rumahnya entah kemana. Sudah hampir dua minggu ia tak pulang. Hal itu disampaikan salah seorang keluarganya, Asrino, lewat telepon selulernya saat dihubungi media ini, Kamis, 10 Februari, kemarin.
"Sejak dari tanggal 31 Januari sampai sekarang ia tak pernah pulang ke rumah," paparnya dengan suara sedih.
Diceritakannya pada tanggal 30 ia masih sempat pulang bersama temannya. Temannya ini juga tidak diketahui identitasnya, sejak itu ia tidak pernah lagi muncul. Pihak keluarga sudah mencarinya kemana-mana. Baik disekolahnya maupun di tempat yang sering didatanginya. Bahkan semua teman dan sahabatnya sudah didatangi untuk memperoleh informasi tentang keberadaan Abdul Rahman.
Namun apes, sampai sekarang belum ada informasi keberadaan Rahman. Pihak keluarganya sudah melaporkannya kepada pihak berwajib, agar bisa melacak keberadaan Rahman.
Rahman yang lahir pada 4 November 1994, sendiri menurut kelurganya merupakan sosok yang sangat pendiam. Bahkan kalau diajak bicara biasanya hanya ketawa tanpa ada kalimat keluar dari mulutnya. "Kami khawatir jangan sampai ada yang sengaja membodoh-bodohinya. Apalagi selama ini, ia jarang keluar rumah. Biasanya hanya dikampung saja," ujarnya lagi.
Dikatakannya Rahman memiliki ciri-ciri memiliki kulit hitam, rambut cepak (siswa SMK Baruna Jaya diwajibkan memiliki rambut cepak), dan memiliki tinggi sekira 160 cm.
Asrino berharap supaya yang kebetulannya menemukan Rahman, bisa menghubungi orangtua atas nama Tahang atau Nurhayati di Awangpasareng Desa Jaling Kecamatan Awangpone atau menghubungi nomor handphone: 085220294245 atas nama Asrino (tur)

Rapat Senat STAIN di Tunda


WATAMPONE, RB--Rapat Senat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone, yang mengagendakan pemilihan anggota senat untuk perwakilan Fakultas Syariah, terpaksa dipending alias ditunda untuk sementara waktu menyusul adanya aspirasi dari dosen fakultas Syariah agar perwakilannya yang ada di senat ditambah dari satu orang menjadi beberapa orang. Alasannya satu orang tidak bisa mewakili apsirasi dosen fakultas syariah yang terdiri atas beberapa orang. Hal itu dikemukakan Ketua STAIN Watampone, Prof Dr Syarifuddin Latief, M Hi, kepada media ini saat ditemui diruang kerjanya, Kamis, 10 Februari, kemarin.
Dikatakannya, karena adanya aspirasi untuk menambah jumlah anggota senat dari fakultas syariah melebihi dari aturan statuta yang ada, maka terpaksa rapat tersebut dipending sementara waktu. "Hari ini rapat senat, untuk menentukan perwakilan anggota senat dari fakultas syariah ditunda karena adanya aspirasi untuk menambah jumlah perwakilan dari fakultas syariah," ujarnya.
Menambah anggota senat yang tidak sesuai dengan keputusan senat dan statuta lanjut Syarifudin, maka hal itu tidak dapat dilakukan. Olehnya, ia menyebutkan akan secepatnya mengadalan rapat kembali untuk mengagendakan hal itu. " ujarnya lagi
Sementara itu salah satu peserta rapat, Prof Dr Sarjan MA, ketika ditemui juga menyebutkan kalau penundaan itu diakibatkan adannya aspirasi dari dosen syariah agar kuota anggota mereka yang duduk di senat ditambah. "Pada umumnya dosen meminta agar perwakilan mereka ditambah disenat," kata guru besar STAIN ini.
Sementara saat rapat digelar memang terjadi adu argumentasi. Beberapa dosen tak mau kalah argumen. Akhirnya, Syarifuddin Latief yang memimpin jalannya rapat memutuskan menunda rapat tersebut. (tur)

Syarifuddin Latief: Pelaku Aborsi Harus Diberi Sanksi Tegas



WATAMPONE, RB--Adanya tindakan aborsi yang dilakukan kaum terpelajar, kembali mengundang keprihatinan tokoh agama dan tokoh pendidik di kota ini. Sebagian mereka menginginkan, agar pelaku aborsi itu diberikan sanksi tegas, untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan agar perbuatan yang sama tidak terulang kembali. Seperti yang dikemukakan tokoh agama yang juga ketua STAIN Watampone, Prof Dr Syarifuddin Latief, M Hi saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 10 Februari, kemarin.
Dikatakannya, karena aborsi ini dilarang agama dan dikategorikan pembunuhan dan pembunuhan merupakan tindakan kriminal, maka yang pelakunya harus diberikan sanksi yang tegas.
Hanya menurutnya, dalam aturan hukum di Indonesia terjadi pertentangan tentang aborsi ini. Ada yang menyebutkan kalau janinnya belum berbentuk manusia, baru berupa daging, maka pelaku tidak dikategorikan melanggar hukum. Sementara pandangan lain menyebutkan, apapun bentuknya ketika ia aborsi maka ia melakukan pembunuhan, maka pelakunya harus diganjar hukuman. "Jadi, begitu sistem hukum kita yang masih terjadi pertentangan," katanya lagi.
Agar kejadian yang sama tidak terulang, ia menyarankan agar orangtua berperan turut serta mengawasi putra-putrinya. Bahkan kalau perlu dari sejak dini mereka dibekali dengan ilmu agama. Dengan bekal ilmu agama mereka tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma-norma agama. "Saya yakin, kalau anak-anak kita bekali mereka dengan ilmu agama yang baik, pasti tidak akan berbuat yang melanggar aturan agama," urainya.
Ia mencontohkan untuk memproteksi keluarganya hal-hal yang tidak diinginkan, dirinya aktif melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan dirumahnya. "Dirumah kami aktif melakukan shalat berjamaah magrib dan isya. Hal ini ampuh untuk mencegah anak-anak kita agar tidak terlibat kepada hal-hal yang negatif" urainya lagi.
Ia melihat para pelaku amoral itu pada umumnya mereka tidak terbina akhlaknya dengan baik, bahkan jauh dari agama. Begitu juga adanya pengawasan yang kurang ketat dari orangtuanya.
Solusi lain yang ditawarkan Syarifuddin adalah penambahan jam disekolah dan pengawasan dirumah ditingkatkan.
Hal yang sama juga dikemukakan guru besar STAIN, Prof Dr Sarjan MA, menurutnya pelaku yang terlibat tindakan aborsi itu harus diberikan sangsi hukum karena perbuatan itu dikategorikan pelanggaran pidana. 'Jadi penegak hukum harus memprosesnya, karena perbuatan aborsi itu termasuk perbuatan pidana," ungkap mantan ketua STAIN ini.
Selain itu, ia juga menyarankan agar pelaku aborsi yang masih berstatus pelajar itu dikeluarkan dari sekolahnya, karena ini mencemarkan lembaga pendidikan. "Jangankan aborsi, kawin saja,sebagian sekolah tidak membolehkan melanjutkan sekolah," urainya.
Ditambahkannya, untuk mencegah terjadinya perilaku-perilaku amoral dikalangan pelajar, ia berharap agar sekolah memberlakukan tidak boleh membawa handpone (HP) karena siswa banyak melihat situs-situs porno dari HP-nya, apalagi akibat perkembangan teknologi, situs-situs haram itu mudah didapat.
"Jadi sekolah harus tegas memberlakukan pelarangan membawa HP, terutama hp multimedia yang bisa memutar video," urainya lagi.
Harapan lain yang dikemukakannya agar Diknas Pendidikan membuat regulasi (aturan) yang tegas terhadap pelarangan membawa HP kesekolah. Selama ini, aturan yang melarang membawa HP menurut pengatmatannya tidak seragam. Ada sekolah membolehkan ada sekolah yang tidak membolehkan. (tur)

Selasa, 08 Maret 2011

Perlukah Formalisasi Syariat Islam ?

Perlukah Formalisasi Syariat Islam ?
Dr. Andi Nuzul: Dosen Ilmu Hukum STAIN Watampone




SEANDAINYA fraksi-fraksi di DPR RI sepakat mengamandemen Pasal 29 UUD 1945 dan mengembalikan Piagam Jakarta ke dalam UUD 1945, maka formalisasi syariat Islam bukan hanya konstitusional, tetapi juga akan mudah diterapkan secara nasional di wilayah NKRI.
Pada sidang tahunan DPR/MPR tahun 2002, Pasal 29 UUD tahun 1945 disoal, dan di perdebatan, terutama dalam hubungan perlu tidaknya diamandamen untuk mengembalikan tuju kata dalam Piagam Jakarta ke dalam Sila Pertama Pancasila. Sidang waktu itu, fraksi parpol Islam di DPR/MPR, maupun organisasi keagamaan Islam (ormas Islam) di luar sidang MPR berbicara keras mengenai Piagam Jakarta. Intinya, menuntut diberlakukannya syariat Islam di Indonesia.
Formalisasi syariat Islam, tidak semudah menyuruh seorang muslim untuk beribadah kepada Allah SWT, sebab formalisasi Syariat Islam tidak serta merta diidentikkan mengamalkan Islam. Karena boleh jadi ada formalisasi syariat Islam, namun pada kenyataannya tetap saja banyak di antara orang Islam tidak mengamalkan secara sungguh-sungguh ajaran Islam.
Sama halnya seruan menegakkan supremasi hukum di Indonesia, agar pelanggaran dan kejahatan berkurang. Akan tetapi pada kenyataannya, hukum tidak diamalkan secara sungguh, di mana-mana terjadi pelanggaran hukum dan HAM, praktik korupsi jalan terus, memanipulasi hukum dan politik juga tak berhenti. Bahkan disemua aspek kehidupan telah dimasuki kepentingan politik, termasuk dalam persepakbolaan di tanah air kita.
Gerakan formalisasi syariat Islam membutuhkan pikiran dan strategi, jihad yang sungguh-sungguh, serta dukungan politis, ekonomi serta budaya (perilaku) dari umat Islam maupun politisi Islam. Karena cukup jelas tujuan syariat Islam, yakni terwujudnya Rahmatan Lil Alamin. Bahkan keberadaannya melindungi kelompok minoritas, karena syariat Islam bukan saja harus benar dalam pengakuan atau ucapan, tapi juga harus benar dalam tindakan/pelaksanaannya.
Pada dasarnya, Pasal 29 UUD tahun 1945 menjamain pelaksanaan ajaran Islam. Juga dalam Pasal 18 UUD tahun 1945 memberi kewenangan seluas-luasnya kepada daerah dalam mengurus rumah tangga dan kebutuhan masyarakatnya melalui sistem desentralisasi. Sehingga dari sistem desentralisasi atau otonomi daerah itu, maka daerah bisa menjadi pintu masuk dalam memulai penerapan syariat Islam bagi penganutnya.
Ketentuan yang menjadi harapan bagi umat Islam di atas dibenarkan. Sebab ada asas hukum yang bersifat universal mengatakan “lex specialis derogat lex generalis”. Apalagi dewasa ini kesadaran hukum bagi masyarakat muslim Indonesia cukup menunjukkan kecenderungan yang tinggi, ditandai dari beberapa daerah kab/kota telah mengeluarkan dan mengesahkan peraturan daerah yang berkaitan dengan penerapan ketentuan dari syariat/hukum Islam, seperti perda Zakat, dan perda larangan minuman keras.
Akan tetapi di satu sisi sesuai Pasal 10 UU No. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, di mana Jakarta (pusat) telah membatasi ruang gerak ke arah itu, dengan tetap menggenggam 6 (enam) hal pokok untuk tidak diberikan kewenangan (otonomi) ke daerah untuk dilaksanakan sendiri, termasuk dalam bidang Peradilan dan Agama. Namun juga faktanya, pembatasan kewenangan daerah untuk bidang peradilan dan agama itu, juga tida sepenuhnya berjalan, terbukti di NAD, karena pihak Jakarta (pusat) telah merestui pemberlakuan syariat/hukum Islam baik di bidang perdata Islam (muamalah) maupun dalam bidang pidana Islam (jinayat).
Atas kenyataan di atas, maka sejumlah kelompok masyarakat muslim seringkali menanyakan mengapa Aceh/NAD diberikan kewenangan melalui UU otonomi khusus untuk pelaksanaan syariat Islam, sedang di daerah lain yang penduduknya mayoritas muslim, tidak ?.
Sebenarnya penerapan syariat Islam di NAD melalui konsep otonomi khususnya (UU 11 tahun 2006, jo Qanun NAD no. 10 tahun 2002), bukanlah sebuah konsep syariat Islam yang utuh karena hanya memberikan lebih banyak pada aspek keperdataan (bidang muamalah) saja, sementara aspek pidana (jinayat) dan politik Islam (jinayah) sangat dibatasi. Mengapa ?, karena kedua yang terakhir ini menurut Jakarta merupakan urusan yang harus seragam di setiap daerah sebagai aturan nasional.
Dari sudut kepentingan keamanan dan tjuan politik tertentu, pembatasan di atas, agar orang-orang yang melakukan kejahatan pidana Islam (jinayat) di Aceh tidak melarikan diri ke daerah lain yang tidak memberlakukan pidana Islam. Sebab dikhawatirkan akan banyaknya pelaku kriminal yang akan melarikan diri dari NAD ke wilayah yang bebas penerapan syariat Islam. Sehingga yang terjadi kemudian adalah penumpukan pelaku kejahatan di beberapa daerah di luar NAD sebagai eksodus atau penjahat dari NAD.
Juga bila diamati secara historis, sebenarnya pemberlakuan syariat Islam di NAD bukan hal baru. Tuntutan untuk menegakkan syariat Islam bagi masyarakat NAD telah sejak lama, yakni sejak tahun 1959. Jadi tidak dapat sepenuhnya dikatakan bahwa penerapan syariat/hukum Islam di NAD adalah buah perjuangan otonomi daerah pasca reformasi tahun 1998.
Terlaksananya syariat Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa samasekali tidak pernah ditutup pintunya, dan memang tidak ada yang mampu menutupnya. Akan tetapi bila keinginan penerapan syariat Islam dalam wujud formalisasi, hal demikian membutuhkan good will, good Government yang disertai dengan political will. Termasuk membutuhkan kesepahaman langkah politik bagi bangsa ini, dan bidang ini masuk wilayah peran politisi Islam serta terkait dengan eksistensi agama-agama lain yang diakui di Indonesia.
Perilaku yang patut didahulukan atau dikedepankan bagi umat Islam tanpa harus menunggu formalisasi syariat Islam, yakni perilaku mengesakan Tuhan (Tauhidu Ilallah), berbuat ma’ruf dan mencegah yang mungkar, bertindak amanah, berlaku jujur, hidup dalam kesederhanaan, ulet, pemaaf, ikhlas dan konsisten. memelihara keselamatan, perdamaian dan persaudaraan (membangun silaturrahmi) antara sesama muslim dan non muslim.
Penegakan prilaku-prilaku di atas sangat penting, dan akan menjadi penangkal terjadinya berbagai bentuk kejahatan, umpamanya korupsi yang telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang banyak koruptornya.
Namun hemat saya bahwa, bukanlah formalisasi syariat Islam yang utama harus di dahulukan, juga tidak perlu kita berlindung dibalik baju formalisasi syariat Islam. Begitu pula tidak menunggu kebijakan politik dari penyelenggara negara (pemerintah=eksekutif dan DPR/MPR=legislatif) berupa lahirnya undang-undang tentang penegakan syariat Islam, baru kita menegakkan syariat Islam, akan tapi penegakan perilaku seorang muslim sekarang juga. Wallahu A’lam

Quo Vadis Cara Berhukum Kita?


Quo Vadis Cara Berhukum Kita?

Dr. A. Nuzul. Dosen Ilmu Hukum STAIN Watampone.

DARI suatu forum diskusi yang mengambil tema “Tempat Hakim Di Akhirat Kel;ak”, seorang narasumber mengatakan bahwa, jika ada 3 (tiga) hakim, maka dua hakim masuk neraka, dan hanya satu yang masuk syurga. Dari pernyataan nara sumber tadi, tiba-tiba seorang peserta diskusi usil bertanya, bagaimana jika ada 4 atau lebih hakim, di mana tempat tinggal selebihnya. Jawaban narasumber bahwa yang selebihnya itu, jangankan syurga yang menolaknya, neraka pun ikut menolaknya. Illustrasi yang terkesan ekstrem itu menjadi kritik betapa bobroknya penegakan hokum saat ini.
Sungguh ironis jika cara berhukum kita tidak mengindahkan akhlak, agama dan norma sosial lainnya (selain hokum). Akibatnya berbagai pelanggaran hukum bias terjadi. Belum lagi jika hukum dikendalikan oleh oknum amatiran atau petualangan hukum.
Sepatutnya penegakan hukum se arah dengan berjalannya hukum di atas koridornya yang bukan sekadar mengikuti formalitas belaka, akan tetapi secara substansial memberi kepastian dan perlindungan pada masyarakat dari tindakan yang merugikan kepentingannya, sebutlah, pencurian, pemerkosaan, korupsi, dsb.
Penegakan hukum secara pasti dan berkeadilan telah menjadi tuntutan bersama bagi masyarakat, agar memberi manfaat sebesar-besarnya kepada jumlah yang sebanyak-banyaknya orang serta memberi efek jerah terhadap pelaku kejahatan untuk tidak mengulangi perbuatannya. Dari sini sebenarnya mengapa kita sangat menaruh harapan pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK); Kepolisian, Kejaksaan, dan Hakim Pengadilan yang harus bebas dari kepentingan kekuasaan penguasa, melainkan berpihak pada kepentingan penegakan hukum dan penegakan perilaku berhukum.
Masyarakat dan penguasa negara sejatinya berkepentingan dalam mewujudkan supremasi hukum agar tidak lagi ada diskriminasi dalam pemberantasan tindak kejahatan. Pelaku tindak kejahatan yang jelas-jelas merusak tatanan hidup berbangsa, bernegara dan beragama harus ditindak tegas tanpa pandang bulu. Kita berharap pelaku tindak pidana korupsi sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang menggerogoti uang rakyat, merusak perekonomian, merusak citra bangsa di mata dunia harus diberantas dari akarnya. Kejahatan korupsi ini sudah menjadi penyakit kronis yang akuut, mewabah di mana-mana di pusat dan di daerah, di kantor pemerintah atau swasta, di birokrasi pemerintah atau di lembaga pendidikan, bahkan di lembaga penegakan hukum itu sendiri.
Koruptor sudah tidak memperdulikan akhlak, mengabaikan perintah dan larangan agama. Tapi ironisnya jika pada akhirnya diproses secara hukum, mereka mendapatkan hukuman yang jauh lebih ringan jika dibanding dengan perbuatan jahatnya. Bahkan mereka mendapatkan remisi berkali-kali, malah diberi pembebasan bersyarat (PB) pada hal hukumannya memang sudah ringan dari awal. Seolah dalam penegakan hukum dewasa ini sudah semakin jauh dari upaya melahirkan efek jerah bagi pelakunya. Kini fakta menyedihkan, bahwa pelaku tindak kejahatan kelas teri (umpama: pencurian kakao, pencurian buah kapuk, pencurian cabe diuber-uber, tapi ketika gilirannya pembobol uang proyek pembangunan gedung dan pasilitas lainnya dilaporkan oleh masyarakat atau oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM), maka pertamanya oleh aparat hukum serius menanggapinya, tapi lama-lama aparat penegak hukum secara pelan tapi pasti akhirnya masuk angin.
Hukum itu adalah perilaku. Begitu pendapat Paul Sholten. Hukum yang tertinggi adalah perilaku, karena itu hukum ada pada setiap manusia. Dalam undang-undang pokok kekuasaan kehakiman di Indonesia, mengakui akan hal ini. Karenanya para hakim wajib menggali, mencari dan menemukan hukum jika tidak ditemukan secara jelas dalam perundang-undangan agar tidak menimbulkan kekosongan hukum. Karenanya, hakim atau aparat hukum adalah ujung tombak berfungsinya hukum secara benar.
Karena hukum adalah perilaku, maka kesadaran hukum adalah salah satu sumber hukum. Dalam menguatkan pandangan ini, saya mengutip pernyataan dari dua ahli hukum Indonesia, terutama dalam hubungnnya dengan bekerjanya hukum secara baik di dalam masyarakat, yakni dari Prof. Muchsan, (GB FH. UGM Yogyakarta), dan Prof. A. Zainal Abdin Farid (GB Emiritus UNHAS).
Prof. Muchsan senantisa memberi wejangan kepada anak bimbingannya yang dipromosikan menjadi Doktor baru, dengan mengatakan: “saudara sebagai Doktor…, jadilah ahli hukum berperumpamaan kereta api yang senantiasa berjalan di atas relnya, dan janganlah saudara menjadi ahli hukum berperumpamaa bus malam yang selalu mencari jalanan alternatif untuk menghindari buruan petugas”. Konon pesan i’tibar ini menjadi ikon perkenalan sang profesor pada setiap mahasiswa bimbingannya.
Begitu pula Prof. Zainal Abidin Farid yang mempopulerkan pemikiran hukum secara sosilogis bahwa, jika kita dihadapkan pada pilihan antara undang-undang yang baik tapi penegak hukumnya yang kurang baik, ataukah penegak hukumnya yang baik tapi undang-undangnya yang kurang baik. Maka kita semua menghendaki agar kedua-duanya (undang-undang dan penegak hukum) harus baik. Namun jika keduanya tidak diperolehnya, maka kita harus jatuhkan pilihan pada “penegak hukum yang harus baik”, meskipun undang-undang kurang sempurna. Pernyataan sekaligus petuah ke dua fakar hukum yang amat terpelajar tersebut, sungguh tidak akin pernah kehilangan nilai aktual di dalam cara atau perilaku berhukum untuk mencapai kebenaran hakiki yang ingin dituju. Ungkapan itu berisikan nasihat, memberi petunjuk yang baikl jika kita ingin benar-benar menjadikan hukum sebagai panglima, ingin menjadikan norma hukum itu sebagai pedoman berperilaku.
Hukum dan penegak hukum yang baik diumpamakan “kereta api” yang berjalan di atas rel, memberi pemahaman tentang berjalannya hukum di atas koridor hukum itu sendiri, sekaligus memberi kewibawaan (wisdom) bagi penegak hukum, sekalipun (mungkin) undang-undang masih dirasakan kurang sempurna. Penegak/aparat hukum pada dasarnya corong di dalam membantu masyarakat menyelesaikan kasus-kasus hukumnya secara benar. Jika masyarakat melakukan perbuatan melanggar hukum, maka hukum ditegakkan sesuai tujuan hukum. Sekalipun kiamat akan terjadi besok, pelaku kejahatan terakhirpun tetap akan dihukum. Hukum itu memang kejam, tapi memang begitu seharusnya (lex dura sed tamen scriptaz). Adagium hukum ini sangat sejalan dengan perilaku Muhammad Rasul Allah ketika mengatakan, “,…sekiranya Fatimah binti Muhammad yang mencuri, maka tetap akan ku potong tangannya…” (al-hadis)
Melindungi orang dari jeratan hukum harus tetap dalam bingkai aturan hukum, bukan membantu seseorang dengan cara melanggar hukuma atau menegakkan hukum dengan cara melanggar hukum. Silahkan membantu sekuat tenaga dan kepada sebanyak-banyaknya orang, tapi tetap di atas koridor (rel) hukum. Kereta api menarik banyak gerbong, yang di dalamnya terdapat ratusan bahkan ribuan penumpang, tetapi kereta api tetap berjalan di atas relnya. Kereta api jalannya hanya satu jalur yakni di atas rel karena tidak ingin gerbong yang ditariknya terjungkal ke luar rel sehingga mengakibatkan penumpangnya banyak menjadi korban atau binasa.
Sebaliknya jika hukum atau penegak hukum diumpamakan “bus malam” adalah perumpamaan yang “kurang baik”. Biasanya sopir bus malam sangat mahir mencari jalanan alternatif guna menghindari petuga dan lampu merah (traffic light), atau menghindari pos penjagaan. Boleh dikatakan, berhukum dengan perumpamaan bus malam adalah cara berhukum dengan jalan pintas, mengabaikan substansi dan budaya hukum, bahkan prosedure hukum pun dilabrak. Termasuk jalan pintas adalah berupaya menyogok aparat, intimidasi dan teror kepada aparat hukum, memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya, dll.
Bila berhukum secara benar maka kita mewujudkan kepastian dan keadilan, dan dari sini akan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi tegaknya kewibawaan hidup sebagai bangsa yang beradab. Sungguh tidak diharapkan perilaku penegak hukum di Indonesia seperti yang disindirkan Sedney Sheldon, penulis novel hukum Rage of Angle (Malaikat Keadilan) bahwa, “Dalam suatu forum persidangan tak ubahnya gelanggang aktor. Di mana sang Jaksa lebih cenderung melontarkan kalimat kebencian, dan keji kepada terdakwa dari pada mencari kebenaran dan keadilan. Pembela/penasihat hukum lebih mengutamakan kecerdikan bersilat lidah, memutarbalikkan kenyataan yang bersifat menjebak, dari pada membela dan mempertahankan kebenaran dan keadilan. Sedangkan hakim juga ikut-ikutan bermain aktor sehingga lupa fungsi utamanya untuk mencari, menemukan serta menegakkan kebenaran dan keadilan-to inforce the truth and justice, Wallahu a’lam.
Opini dimuat juga di Harian Radar Bone.

Si Cerdas yang Hobi Main Game


Siswa Berpretasi, Sadli Sadikin, Peraih Juara I Pra Olimpiade Matematika Tingkat SMA Kab Bone

Si Cerdas yang Hobi Main Game

WATAMPONE, RB--Cerdas bukan berarti harus terus berkutat dengan buku-buku pelajaran. Namun, waktu terkadang dihabiskan main game. Seperti yang dilakukan Sadli Sadikin, meski termasuk siswa jenius, dirinya tak melulu berurusan dengan buku. Kegemarannya main game muncul sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Setelah tamat SD, kegemarannya itu bukan malah hilang, tapi terus saja tumbuh bersemi, sampai ia duduk di bangku SMA. Berbagai macam jenis permainan pun sudah 'dilahapnya'. Putra pasangan H Yuddink yang juga salah satu tenaga pengajar di Watampone dengan Hj. St. Murni A.Mk ini, mengakui kalau saat ini ia paling menggemari permainan yang membangun. "Saya paling suka game yang membangun seperti membangun desa dan sebagainya," ujar peraih juara pertama lomba pra olimpiade matematika yang digelar MGMP Matematika SMA, pekan lalu.
Bukan kali ini saja Sadli menyabet juara, semenjak di SD bahkan SMP, ia sering menjabet juara.
Bagaimana kedepannya? Ia yang kini duduk dikelas XI IPA SMA 1 Watampone ini, mengaku kalau saat ini, ia belum memiliki target apa-apa setelah tamat. Ia hanya akan konsentrasi menamatkan sekolah. Untuk persiapan Olimpiade tingkat SMA kini ia sudah siap dan berharap nantinya bisa mempersembahkan yang terbaik, seperti ia menjuarai Pra Olimpiade Matematika lalu.
Agar bisa berhasil kembali juara, saat ini, ia rajin mengulangi pelajarannya yang sudah diajarkan setelah berada di rumah. Selain itu kata pria kelahiran 8 Maret 1994, ia rajin membuka internet dan media elektronik lainnya untuk menambah ilmu dan wawasannya.
Hanya saja, Sadli Sadikin yang beralamat jalan Manggis ini, mengakui dirinya merupakan tipe pemalu. Bahkan dikelas menurut teman-teman 'irit' bicara. "Sadli memang orang pemalu, apalagi mau difoto," kata Pinta Sohratul Wahidah, teman sekelas Sadli. (tur)
======
Biodata
Nama : Sadli Sadikin
TTL : Watampone, 8 Maret 1994
Alamat : Jalan manggis
Nama Orangtua
Bapak : Drs. H. Yuddink (guru SMA 1 Wtp)
Ibu : Hj. St. Murni A. Mk (Pegawai RSUD Watampone)
Jumlah bersaudara : 2 orang

Wahdah Bina 40-an Siswa Kurang Mampu


WATAMPONE, RB--Sekolah Teknologi Wahyad Islamiyah saat ini membina siswa yang pada umumnya dari kalangan masyarakat kurang mampu. Hal itu diungkapkan Pimpinan Wahdah Islamiyah, Ir. Abd Rahim saat ditemui beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, diantara siswa yang dibina itu, ada yang sama sekali ditanggung hidupnya, terutama yang berasal dari luar Kab Bone, seperti flores dan palu. Bahkan sampai peralatan mandinya pun diurusi. "Setidaknya ada dua siswa yang kami harus tanggung semua keperluannya," ungkapnya.
Ke 40-an Siswa yang 'ditampung' Wahdah ini, diberikan pendidikan khusus, bahkan dibekali dengan ilmu agama dan keterampilan khusus. Siswa yang pada umumnya masih duduk di bangku SMP ini, pada waktu tertentu diajarkan mengoperasikan komputer, bahkan mereka dibina untuk menjadi penghafal al-quran.
Untuk bisa menghidupi ke 40-an siswa itu, Abd. Rahim aktif melakukan pengdekatan kepada dermawan untuk bisa menjadi donatur di sekolahnya.
hal senada diungkapkan salah seorang pembina Wahda Islamiyah, Jamil Ismail, S.Pd.I, menurutnya siswa yang dibina ini aktif belajar setiap harinya. Bahkan sampai malam mereka masih terus belajar. (tur)

SMA 4 Target Juara


WATAMPONE, RB--Target juara yang diusung SMA 4 dalam event cerdas-cermat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) medio Februari ini, bukan isapan jempol belaka. Buktinya, hampir setiap hari sejak ditunjuknya SMA 4 sebagai salah satu konstentan kegiatan itu, melakukan latihan rutin. Seperti saat tim cerdas-cermat MPR melakukan latihan yel-yel ditemui di ruang perpustakaan, Senin, 7 Februari, kemarin. Terlihat mereka dengan semangat tinggi, berlatih dan terus berlatih. Guru pendamping tim cerdas-cerdat SMA 4, Hermaty S.Pd mengungkapkan kalau tim asuhannya sudah siap bertanding. "Hari ini kami mempermantap latihan karena besok (selasa, red), tim kami istirahatkan karena kami berangkat hari Rabu;"
Selain itu, Ia berharap agar timnya bisa menjadi juara. Apalagi tahun lalu SMA hanya finish di semi final dengan menjabet juara 4.
"Kami berharap tim SMA 4 bisa menjadi yang terbaik," ujar guru seni ini.
Meski diakuinya untuk menjadi juara sangat berat, apalagi tim-tim yang akan dilawan bertanding merupakan tim tangguh. Pada umunya, mereka sudah sering mengikuti event itu. "Ada tiga tim kuat, mereka adalah SMA 1 Soppeng, SMP 17 Makassar dan SMA Tinggi Moncong. Pada umunya mereka sudah empat kali mengikuti kegiatan ini," jelasnya.
Namun demikian tim siap memberikan yang terbaik.
Sementara salah seorang peserta cerdas-cermat MPR, Adil Saputra saat ditemui mengkupkan optimismenya untuk bisa memberikan yang terbaik. (tur)

MGMP Matetematika SMP Target Buat LKS

WATAMPONE, RB--Sepertinya penyalur Lembar Kerja Siswa (LKS) mata pelajaran Matematika SMP bakal mengalami penurunan penjualan di 'kota andi' ini, menyusul rencana Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika SMP akan membuat LKS sendiri yang akan diedarkan kepada siswa. Hal itu terungkap saat MGMP mengelar Workshop, Sabtu, 5 Februari lalu.
Pada saat itu, Sekretaris dinas Pendidikan Nasional (Diknas), Drs. H. Bustan Ramli, M.Si, 'menantang' MGMP matematika untuk bisa membuat LKS sendiri "Saya harapkan MGMP bisa inovatif dengan membuat LKS sendiri," ujar Bustan Ramli dihadapan peserta MGMP yang didominasi guru honor itu.
Menanggapi wacana itu, Ketua MGMP Matematika SMP, Sam Arif, S.Pd, yang dihubungi beberapa waktu lalu, menerima tantangan sekretaris Diknas itu, bahkan jauh-jauh hari dirinya telah mewanti-wanti guru Matematika untuk bersiap membuat LKS sendiri. "Mungkin pertemuan mendatang (tanggal 12, red), MGMP akan mengagendakan kegiatan pembahasan persiapan materi ajar yang akan dituangkan dalam LKS," kata Sam Arif yang terpilih jadi ketua MGMP baru-baru ini.
Untuk lebih memantapkan rencana ini, Bustan Ramli berjanji tidak akan menandatangani Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RABS) kalau tidak dicantumkan item mengenai pembiayaan pembuatan LKS. "Saya tidak akan tandan tangan kalau di dalam RABS sekolah tidak ada dicantumkan itu," jelas mantan sekertaris Inspektorat bone ini.(tur)

STIA Prima Buka Program Magister


WATAMPONE, RB--Sekolah Tinggi Ilmu Adminstrasi (STIA) Prima Watampone membuka kesempatan kepada lulusan Sarjana Satu (S1) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata Dua (S2) alias Program Magister. Proses Pendaftaran saat ini sementara berjalan dan dibuka dari tanggal 24 Januari sampai 26 Februari. Hal itu dikemukakan ketua yayasan puangrimaggalatung (Prima), Dra. Hj. Andi Cahaya, saat ditemui, Minggu, 6 Februari lalu.
Dikatakannya program magister yang dibuka ini merupakan angkatan pertama. Sebelumnya, program magister yang dibuka masih bermitra dengan STIA Prima Sengkang. "Tahun ini kita sudah pisah dan kita menjadi pengelola sendiri," urai Andi Cahaya yang baru-baru memperingati Ultah yayasan yang dipimpinnya.
Untuk bisa diterima di program magister ini, tidak sulit hanya. Peserta hanya mengikuti Test Potensi Akademik (TPA), memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik dan memiliki nilai Toefel yang baik pula.
Meski program magister ini belum terakreditasi, namun Andi Cahaya menyakinkan bahwa program magister itu, tidak akan 'menyesatkan' peserta. Pasalnya STIA Prima sendiri sudah mengantongi Akreditasi A. "STIA Prima sudah terakreditasi A, jadi tak perlu diragukan," tuturnya.
Karena angkatan pertama lanjutnya, Andi Cahaya menergetkan menampung dua kelas dengan jumlah peserta enam puluh orang.
Untuk lebih jelasnya Andi Cahaya mempersilahkan kepada peserta untuk datang langsung di kampus 1 STIA Prima yang beralamat Jalan Urif Sumoharjo Km 1,5 Watampone setiap hari kerja. (tur)

Senin, 07 Maret 2011

Lagi, Smansa Peroleh Perlengkapan Laboratorium


WATAMPONE, Radar Bone--. Untuk kesekian kalinya Smansa memperoleh bantuan. Kali ini, sekolah berlabel unggulan dan Rintisan Sekolah Kategori Mandiri (RSKM) itu mendapatkan bantuan perlengkapan laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bone yang dananya dialokasikan di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Kepala SMAN 1 Watampone, Drs. Massempirang, saat ditemui disela-sela bedah buku, Minggu, 6 Februari Kemarin. Masseppirang mengemukakan bahwa selama ini Smansa kerap kali mendapatkan bantuan serupa. Bahkan ia sudah tidak bisa menyebutkan semua bantuan itu. "Sudah banyak, susah untuk disebut satu persatu, tapi perlengkapan yang diberikan hanya untuk program studi IPA", Lanjutnya.
Masseppirang juga mengemukakan, selain Smansa sejumlah sekolah juga mendapatkan bantuan serupa
"Semua sekolah dapat, sebenarnya soal laboratorium ini merupakan anggaran 2010 yang baru cair 2011 ini. Sekolah memang meminta pada dinas, dan ada prosedur memang yang harus dilalui", paparnya.
Sementara itu, guru bidang studi sebagian mengeluhkan bantuan itu. Pasalnya sejumlah alat praktek utama tidak ada semisal neraca. "Sayangnya, masih ada alat praktek yang tidak ada", tutur salah seorang guru yang tak mau dikorankan namanya. (Mg04/tur/C).

Sukses, Bedah Buku LPS

WATAMPONE, RB-- Lembaga Pers Siswa (LPS) SMAN 1 Watampone sukses menggelar bedah buku Sastra yang berisi kumpulan cerita pendek berjudul empat musim cinta yang bertempat di Aula SMAN 1 Watampone, Minggu, 6 Februari, kemarin.
Hadir sebagai nara sumber, Drs H Muh Arsyad Laja, M Pd yang juga pengawas SMA/SMK Kab Bone. Sementara, tiga penulis buku empat musim cinta itu, yakni Andi F Yahya, kini malanjutkan studi S2 di Seoul National University Korea, Andi Fauziah Yahya, alumni University South Australia, dan S.A.Z Al-Fansyour, kini mengabdi di SMAN 1 Watampone, sekaligus ketiganya merupakan alumni di almamater itu, langsung turut hadir sebagai pemateri bedah buku.
Kegiatan itu sendiri diikuti beberapa guru, dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Ketua panitia dalam sambutannya mengatakan kegiatan itu dilatar belakangi kurangnya minat pelajar untuk menulis dan membaca buku terutama buku-buku sastra.
Sementara Pembina LPS, Saturdi Hamid, S Pd, berharap dengan adanya kegiatan itu mampu memotivasi pelajar dan tenaga pendidik untuk mencintai buku dan berupaya mengikuti jejak para penulis.
Hal senada juga dikemukakan Kepala SMAN 1 Watampone, Drs. Masseppirang saat membawakan sambutannya. Hanya saja ia menekankan untuk bisa sukses harus memupuk kedisiplinan. Karena kedisiplinan merupakan kunci bagi orang-orang sukses.
(mg04/tur/C)

SMAN 1 Dominasi Pra Olimpiade Matematika


WATAMPONE, RB--Siswa SMAN 1 Watampone kembali mengukir prestasi gemilang. Kali ini, siswa sekolah unggulan tersebut, mendominasi juara dengan menyabet juara pertama sampai juara ketiga pra Olimpiade Sains Nasional (OSN) Matemarika tingkat SMA se-Kab Bone, yang diadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika SMA yang digelar di Laboratorium Fisika SMAN 1 Watampone, Sabtu, 5 Februari lalu. Ketiganya masing-masing Sadli Sadikin (Juara pertama), Hanna Rosalina (Juara kedua) dan Samsul Alim Bahri (Juara ketiga), ketiganya kini duduk di kelas XI IPA.
Kegiatan itu sendiri diikuti 41siswa yang berasal dari beberapa SMA yang ada di Kab Bone.
Menurut salah seorang pengurus MGMP Matematika, Drs. Bustang, kegiatan itu, untuk mengukur dan menguji kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal OSN. "MGMP ingin mengetahui kemampuan siswa kita sejauh mana mampu menyelesaikan soal-soal OSN. Apalagi dalam waktu tidak lama akan diadakan lomba OSN tingkat kabupaten dan tingkat propinsi", ujarnya.
Mereka yang terjaring sepuluh besar lanjut Bustang, akan diberikan pembinaan khusus agar mereka bersiap untuk menghadapi OSN tingkat propinsi yang persaingannya jauh lebih ketat.
Diakui Bustang, kegiatan ini kali pertamanya, bahkan baru MGMP Matematika yang melaksanakannya. Hal itu dilakukan agar siswa mampu meningkatkan kompetensi siswa. "Bukan tidak mungin, bisa dilakukan MGMP lain", jelasnya.
Hal senada dikemukakan sekertaris MGMP Matemati, Muh Yunus S Pd, selama ini siswa di kabupaten Bone, belum mampu menunjukkan tajinya di tingkat propinsi apalagi tingkat nasional. Tapi dengan kegiatan pra olimpiade itu, diharapkan siswa bisa berprestasi lebih baik lagi. "Setelah pra olimpiade ini, yang masuk sepuluh besar akan diberikan pembinaan khusus. Entah siswa yang mendatangi pembinanya atau pembinanya yang menentukan tempat pembinaan. Semua kami serahkan kepada masing-masing pendamping", urai Yunus yang juga guru SMAN 4 Watampone itu.
Salah seorang guru SMAN 1 Bengo yang mendampingi siswanya, Eriks, S Pd, mengemukakan kegiatan ini akan semakin membuat siswa matang dalam mengerjakan soal. Apalagi mata pelajaran Matematika dikategorikan pelajaran yang sulit. "Adanya kegiatan ini, menjadikan siswa bisa mengetahui kemampuan dirinya. Sehingga termotivasi untuk lebih giat belajar'', katanya.
Hanya saja, Ketua MGMP Matematika, Drs H Yuddink masih sangsi siswa di Kab Bone bisa tembus di tingkat propinsi apalagi tingkat nasional, melihat hasil pekerjaan dan tingkat persaingan yang cukup tinggi. Bukan hanya itu, di Sulsel sejumlah SMA unggulan juga melakukan persiapan yang jauh lebih terorganisir.
"Berat siswa kita bisa bersaing", singkatnya.
Sebagai motivasi kepada pemenang, MGMP Matematika hari itu menyerahkan hadiah buku yang telah disiapkan salah satu penerbit yang ada di Watampone. (tur)

Athirah Buka Pendaftaran Guru


WATAMPONE, RB--Ini kabar gembira bagi lulusan perguruan tinggi, pada pekan depan, Sekolah Islam Athirah (SIA) akan membuka penerimaan guru yang akan ditugaskan mengajar di SIA yang terletak di Poros Jalan Panyula. Hal itu dikemukakan Direktur SIA Makassar, Drs. H. Asnawi Makkatutu MM saat berkunjung ke redaksi harian Radar Bone, Jum'at, 4 Februari kemarin.
H Asnawi yang membawa beberapa stafnya diterima Pemimpin Redaksi Harian Radar Bone, Muh Bachtiar Sairing.
Dikatakanya, guru-guru yang akan diterima tersebut 40 persen diprioritaskan putra daerah. Bagi yang diterima nantinya akan dibina di Makassar selama empat bulan. "Pada saat tahun ajaran baru mendatang, mereka sudah bertugas", tuturnya.
Pesyaratan untuk diterima tidak lah susah, cukup calon pengajar memiliki keahlian mumpuni dalam mengajar. Selain itu mereka siap untuk diasramakan karena SIA merupakan sekolah berbasis boarding school alias sekolah berasrama. " Karena pembangunan sementara berjalan, guru dan siswa akan dikontrakkan rumah warga sebagai asrama",
Untuk mengetahui lebih lanjut persyaratannya, Humas SIA, Tawakkal Kahar S Pd, menyarankan agar calon peserta mengakses website SIA dengan alamat: www.sekolahislamathirah.sch.id
Bagaimana dengan penerimaan siswanya, H Asnawi mengungkapkan sementara hanya akan menerima 60 siswa dengan rincian dua kelas SMP dan dua kelas SMA,masing-masing kelas akan diisi 30 siswa.
SIA sendiri bakal menjadi ikon pendidikan di kota ini, pasalnya SIA akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga diantara nya kolam renang yang akan dibuka juga untuk umum, lapangan basket, fasilitas olahraga lainnya. Untuk merealisasikan fasilitas itu, saat ini SIA memiliki luas tanah enam hektar.

Sementara Bahtiar Sairing yang menerima rombongan SIA, mengungkapkan kebanggaannya atas dibukanya SIA tersebut. "Semoga keberadaan sekolah ini dapat menjadi pilihan baru bagi orangtua untuk menyekolahkan anaknya", ungkapnya, (tur)

IGHI Sayangkan Pemangkasan Honorarium Guru


WATAMPONE, RB--Adanya pemangkasan honorarium guru dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 37/2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS tahun anggaran 2011, sangat disayanglan Ikatan Guru Honor Indonesia (IGHI) Kab Bone sangat merugikan guru yang berstatus honorer. Permendiknas yang mengatur adanya pembatasan honor dari bantuan operasional sekolah (BOS) untuk guru honorer akan memberatkan guru-guru honor di daerah.

Ketua IGHI Kab Bone, Mukhlis S Pd, mengatakan
keberadaan Permendikas baru tersebut telah mengebiri rasa keadilan guru honor. "Kami sangat menyayangkan dengan adanya Permendiknas ini karena mengkerdilkan peran guru honor, yang notabene selama ini banyak menbantu proses pembelajaran di sekolah", ungkapnya kepada Radar Bone, Jum'at, 4 Februari.

Untuk menyikapi hal tersebut, dalam waktu dekat IGHI akan melakukan koordinasi dengan dengan IGHI tingkat Propinsi menyikapi adanya aturan baru tersebut.
"kami berharap Permendiknas ini bisa direvisi tahun depan karena sangat merugikan gunur honor", tuturnya.

Dikatakan Mukhlis seharusnya guru honor tidak dikurangi gajinya. Bahkan kalau perlu diberikan penghargaan karena perannya selama ini.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, dalam permendiknas itu disebutkan, maksimum penggunaan dana untuk belanja pegawai bagi sekolah negeri sebesar 20%. Kontan hal ini mendapatkan reaksi dari guru honor.

Sementara Sekertaris Diknas Pendidikan Kab Bone, Drs. H. Bustan Ramli, M Si, mengungkapkan beberapa waktu lalu, tak bisa merubah aturan tersebut karena aturan itu ditetapkan oleh pusat.
"Aturannya sudah seperti itu. Jadi kita hanya mengikutinya", ungkapnya. (tur)